Rabu, 04 Mei 2011

Teori prosa

A. Pengertian Prosa

karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yg terdapat dl puisi);
-- berirama karya sastra yg ditulis dl ragam prosa, tetapi dicirikan oleh unsur-unsur puisi, spt irama yg teratur, majas, rima, asonansi, disonansi, dan citra; prosa puitik; prosa lirik; -- lirik prosa berirama; -- puitik prosa berirama;
mem·pro·sa·kan v membuat menjadi prosa; menjadikan prosa

B. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Prosa

Unsur pembangun prosa terdiri dari struktur dalam atau unsur intrinsik serta struktur luar atau unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik prosa terdiri dari tema dan amanat, alur, tokoh, latar, sudut pandang, serta bahasa yang dipergunakan pengarang untuk mengekspresikan gagasannya.



  • Tema prosa fiksi terutama novel dapat terdiri dari tema utama serta beberapa tema bawahan. Pada cerpen yang memiliki pengisahan lebih singkat, biasanya hanya terdapat tema utama.
  • Alur merupakan struktur penceritaan yang dapat bergerak maju (alur maju), mundur (alur mundur), atau gabungan dari kedua alur tersebut (alur campuran). Pergerakan alur dijalankan oleh tokoh cerita.
  • Tokoh yang menjadi pusat cerita dinamakan tokoh sentral. Tokoh adalah pelaku di dalam cerita. Berdasarkan peran tokoh dapat dibagi menjadi tokoh utama, tokoh bawahan, dan tokoh tambahan. Tokoh tercipta berkat adanya penokohan, yaitu cara kerja pengarang untuk menampilkan tokoh cerita. Penokohan dapat dilakukan menggunakan metode (a) analitik, (b) dramatik, dan (c) kontekstual.
    Tokoh cerita akan menjadi hidup jika ia memiliki watak seperti layaknya manusia. Watak tokoh terdiri dari sifat, sikap, serta kepribadian tokoh. Cara kerja pengarang memberi watak pada tokoh cerita dinamakan penokohan, yang dapat dilakukan melalui dimensi (a) fisik, (b) psikis, dan (c) sosial.
  • Latar berkaitan erat dengan tokoh dan alur. Latar adalah seluruh keterangan mengenai tempat, waktu, serta suasana yang ada dalam cerita. Latar tempat terdiri dari tempat yang dikenal, tempat tidak dikenal, serta tempat yang hanya ada dalam khayalan. Latar waktu ada yang menunjukkan waktu dengan jelas, namun ada pula yang tidak dapat diketahui secara pasti.
    Cara kerja pengarang untuk membangun cerita bukan hanya melalui penokohan dan perwatakan, dapat pula melalui sudut pandang.
  • Sudut pandang adalah cara pengarang untuk menetapkan siapa yang akan mengisahkan ceritanya, yang dapat dipilih dari tokoh atau dari narator. Sudut pandang melalui tokoh cerita terdiri dari (a) sudut pandang akuan, (b) sudut pandang diaan, (c) sudut pandang campuran. Dalam menuangkan cerita menggunakan medium bahasa, pengarang bebas menentukan akan menggunakan bahasa nasional, bahasa daerah, dialek, ataupun bahasa asing.
  • Pesan atau amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang melalui cerita atau tokoh-tokoh yang ada dalam karya prosa tersebut. Pesan atau amanat ini bisa muncul setelah pembaca memahami dan mengerti inti cerita tersebut

C. Macam-macam Prosa
1. Prosa lama
Prosa ialah bentuk karya sastra yang sifatnya penguraian seluruh pikiran dan perasaan serta tidak terikat irama, rima dan jumlah larik (kecuali prosa liris).
Ciri-Ciri Prosa Lama
  1. Istana sentris (mengenai kerajaan dan keluarganya)
  2. Khayal dan fantasi
  3. Dipengaruhi kesusasteraan Arab dan Hindu
  4. Anonim (tidak diketahui pengarangnya)
Macam-macam Prosa Lama
1. Dongeng : cerita yang isinya mengungkapkan sesuatu yang sifatnya khayal. Macam-macam dongeng :
1)   Mite : dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan. Misalnya : Dongeng Nyai Roro Kidul, Cerita Buaya Jadi-jadian dsb.
2)   Legenda : dongeng mengenai asal mula suatu tempat atau mengenai keajaiban alam. Misalnya : Asal mula kota Surabaya, asal mula Gunung Tangkuban Perahu dsb.
3)   Fabel : dongeng tentang binatang yang bertingkahlaku seperti manusia. Misalnya : Dongeng Si Kancil dsb.
4)   Jenaka : dongeng yang menceritakan orang-orang pandir, malang nasibnya yang pengungkapannya menimbulkan suasana humor. Misalnya : Cerita Pak Pandir, Joko Bodo dsb.
2. Sage : cerita tentang orang yang pernah hidup dan berkelana dengan kejadian-kejadian sejarah yang diberi unsur khayalan dengan tujuan mengagungkan. Misalnya : Calon Arang, Ciung Wanara dsb.
3. Cerita Sejarah : cerita yang menurut kejadian dalam sejarah tetapi ditambah dengan unsur khayal. Misalnya : Sejarah Melayu, Hikayat Raja-raja Pasai dsb.
4. Cerita Pelipur Lara : cerita yang dipakai untuk menghibur. Misalnya : Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Si Miskin dsb.
5. Cerita Berbingkai : sebuah cerita yang di dalam cerita itu terdapat cerita lagi. misalnya : Hikayat Seribu Satu Malam, Hikayat Bakhtiar dsb.
6. Epos (Wiracarita) : cerita kepahlawanan bangsa yang hidup terus-menerus di tengah-tengah bangsa dan masyarakat. Ada dua :
1. Epos Otentik : cerita kepahlawanan yang merupakan cerminan bangsa. Misalnya : Mahabarata dan Ramayana.
2. Epos Imitasi : cerita kepahlawanan yang merupakan khayalan seseorang. Misalnya : Illias dan Odyssea karya Homerus.
7. Kitab : cerita yang berisi hukum, aturan adat dan agama. Misalnya : Tajus Salatin karya Bukhori Al Jauhari.
Diadaptasi dari buku:
Zainuddin. 1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.



2. Prosa baru atau modern
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru adalah sebagai berikut:
1. Roman, adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
a. Roman bertendens, yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh  Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
b. Roman sosial, memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
c. Roman sejarah, yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
d. Roman psikologis, yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
e. Roman detektif, yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
2. Novel, berasal dari Italia yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
3.  Cerpen, adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
4. Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar Dewantara.
5. Kritik, adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
6.  Resensi, adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
7. Esai, adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif  atau sangat pribadi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar