Rabu, 27 April 2011

TEORI DRAMA

A. Definisi Drama
Kata drama berasal dari kata dramoi (Yunani), yang berarti ‘menirukan’. Aristoteles menjelaskan bahwa drama adalah tiruan manusia dalam gerak-gerik. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa drama adalah: 1) komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku atau dialog yang dipentaskan; 2) cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukkan teater; 3) kejadian yang menyedihkan. (Makna yang terakhir merupakan makna lain yang ditemukan dalam cakapan.)
Dari pengertian di atas dapatlah dinyatakan bahwa drama ialah suatu cerita/karangan yang dipertunjukkan dengan perbuatan atau percakapan di atas pentas/panggung.
Drama disebut juga sandiwara. Kata ini berasal dari bahasa Jawa, yaitu sandi (tersembunyi) dan warah (ajaran). Jadi, sandiwara berarti ajaran yang tersembunyi dalam tingkah laku dan percakapan. Namun, istilah ini tampaknya jarang dipakai lagi, mungkin disebabkan oleh kata sandiwara mempunyai konotasi berpura-pura atau mengada-ada.
Drama dapat dipertunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti pementasan teater, sandiwara, lenong, film, sinetron, dan sebagainya. Semua bentuk drama itu tercipta dari dialog-dialog yang diperankan mengidentifikasi peristiwa, pelaku, dan perwatakan oleh pemain-pemain dengan didukung latar yang sesuai. Drama dapat memukau penonton jika pemain berhasil memerankan tokoh drama dengan karakter yang sesuai.
Drama sebagai salah satu bentuk tontonan sering kita sebut dengan istilah teater, lakon, sandiwara, atau tonil. Menurut perkembangannya, bentuk drama di Indonesia mulai pesat pada masa pendudukan Jepang. Hal itu terjadi karena pada masa itu drama menjadi sarana hiburan bagi masyarakat sebab pada masa itu film dilarang karena dianggap berbau Belanda.
B.Drama memiliki bentuk yang bermacam-macam, yaitu:
1. drama abssurd ialah drama yang mengabaika konvensi pengaluran, penokohan dan penampilan tema. Drama yang banyak mengungkapkan masalah kehidupan manusia modern dari pandangan filsafat eksistensialisme.
2. Tragedi ialah drama duka yang menampilkan pelakunya terlibat dalam pertikaian serius yang menimpanya sehingga menimbulkan takut, ngeri, menyedihkan sehingga menimbulkan tumpuan rasa kasihan penonton.
3. Melodrama ialah lakon yang sangat sentimental dengan pementasan yang mendebarkan dan mengharukan
4. Komedi ialah lakon ringan untuk menghibur namun berisikan sindiran halus. Para pelaku berusaha menciptakan situasi yang menggelikan.
5. Force ialah pertunjukan jenaka yang mengutamakan kelucuan. Namun di dalamnya tidak terdapat unsur sindiran. Para pelakunya berusaha berbuat kejenakaan tentang diri mereka masing-masing.
6. Satire, kelucuan dalam hidup yang ditanggapi dengan kesungguhan biasanya digunakan untuk melakukan kecaman/kritik terselubung.
C. Unsur-unsur pembangun dramaUnsur dalam drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri formal drama yang membedakannya dengan bentuk prosa yang lain. Selain dialog, terdapat plot/alur, karakter/tokoh, dan latar/setting, diksi (pilihan kata, kebahasaan), tema, perlengkapan. Apabila drama sebagai naskah itu dipentaskan, maka harus dilengkapi dengan unsur: gerak, tata busana, tata rias, tata panggung, tata bunyi, dan tata sinar.
1. Alur. Cerita dalam drama merupakan rangkaian peristiwa yang dijalin sedemikian rupa sehingga dapat mengungkapkan gagasan pengarang. Rangkaian peristiwa ini diatur sebagai alur. Ada alur maju, alur balik, dan alur campuran.
2. Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita
3. Penokohan (karakter/watak). Watak (Character) adalah sifat dan ciri yang terdapat pada tokoh, kualitas nalar dan jiwanya yang membedakannya dari tokoh lain. Pelaku-pelaku dalam drama yang mengungkapkan watak tertentu. Ada pelaku protagonis yang menampilkan nilai kebaikan yang mau diperjuangkan; pelaku antagonis, yang menampilkan watak yang bertentangan dengan nilai kebaikan; dan pelaku tritagonis, yang mendukung pelaku protagonis untuk memperjuangkan nilai kebaikan.
4. Dialog adalah (1) percakapan di dalam karya sastra antara dua tokoh atau lebih; (2) karangan yang menggambarkan percakapan di antara dua tokoh atau lebih. Di dalam dialog tercermin pertukaran pikiran atau pendapat; dipakai di dalam drama, novel, cerita pendek, dan puisi naratif untuk mengungkapkan watak tokoh dan melancarkan lakuan. Dialog dalam drama berfungsi untuk: Dialog dalam drama memiliki fungsi sebagai berikut.
– mengemukakan persoalan secara langsung;
– menjelaskan tentang tokoh atau perannya;
– menggerakkan plot maju;
– membuka fakta
– Melukiskan watak tokoh-tokoh dalam cerita
– Mengembangkan plot dan menjelaskan isi cerita kepada pembaca atau penonton.
– Memberikan isyarat peristiwa yang mendahuluinya.
– Memberikan isyarat peristiwa yang akan datang.
– Memberikan komentar terhadap peristiwa yang sedang terjadi dalam drama tersebut.
5. Diksi (pemilihan kata, kebahasaan). Kata-kata yang digunakan dalam drama harus dipilih sedemikian rupa sehingga terungkap semua gagasan dan perasaan pengarang serta mudah diterima oleh pembaca, pendengar, atau penonton.
6. Tema. Gagasan pokok yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca atau penonton.
7. Perlengkapan. Pakaian (kostum), tata panggung, tata lampu, musik, merupakan pendukung gagasan yang ikut berpengaruh dalam penyampaian gagasan kepada pendengar/penonton.
8. Konflik adalah ketegangan di dalam cerita rekaan atau drama; pertentangan antara dua kekuatan. Pertentangan ini dapat terjadi dalam diri satu tokoh, antara dua tokoh, antara tokoh dan masyarakat lingkungannya, antara tokoh dan alam, serta antara tokoh dan Tuhan. Istilah lain: tikaian.
9. Peristiwa adalah kejadian yang penting, khususnya yang berhubungan dengan atau merupakan peristiwa yang mendahuluinya.
Pementasan drama selalu merupakan kerja sama yang sangat erat antara penulis naskah drama (skenario), sutradara, dan pelaku (aktor/aktris). Pada umumnya, pementasan drama mempunyai tahapan-tahapan yang runtut, yaitu eksposisi (pengenalan), komplikasi (pemunculan konflik), peningkatan konflik, klimaks, penyelesaian, dan resolusi (keputusan).
Keenam tahap pementasan drama tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Eksposisi : cerita diperkenalkan agar penonton mendapat gambaran selintas mengenai drama yang ditontonnya (penonton diajak terlibat dalam peristiwa cerita).
2. Konflik : pelaku cerita terlibat dalam suatu pokok persoalan (di sinilah mula pertama terjadinya insiden).
3. Komplikasi : terjadinya persoalan baru dalam cerita.
4. Klimaks : pertentangan harus diimbangi dengan jalan keluar, mana yang baik dan mana yang buruk, lalu ditentukan pihak/perangai mana yang melanjutkan cerita.
5. Resolusi : di sini dilakukan penyelesaian persoalan (falling action).
6. Keputusan :di sini konflik berakhir, sebentar lagi cerita usai.
Tahap-tahap penceritaan di atas dapat disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu plot literer, yang menggambarkan perubahan karakter atau suasana drama yang erat kaitannya dengan plot cerita. Plot literer yang lazim digunakan dalam drama adalah sirkuler, linear, dan episodik. Selain itu, tahap-tahap penceritaan tersebut masih harus dikemas dalam bagian-bagian drama yang lazim dikenal dengan istilah babak, episode, dan adegan.
C. Pementasan Drama
Drama memeliki dua aspek, yaitu aspek cerita dan aspek pementasan.
1. Aspek cerita
Aspek cerita mengungkapkan peristiwa atau kejadian yang dialami pelaku. Kadang-kadang pada kesan itu tersirat pesan tertentu. Keterpaduan kesan dan pesan ini terangkum dalam cerita yang dilukiskan dalam drama.
2. Aspek pementasan
Aspek pementasan drama dalam arti sesungguhnya ialah pertunjukan di atas panggung berupa pementasan cerita tertentuoleh para pelaku. Pementasan ini didukung oleh dekorasi panggung, tata lampu, tata musik dsb.
Kekhasan naskah drama dari karya sastra yang lain ialah adanya dialog, alur, dan episode. Dialog drama biasanya disusun dalam bentuk skenario (rencana lakon sandiwara secara terperinci). Alur ialah rangkaian cerita atau peristiwa yang menggerakkan jalan cerita dari awal (pengenalan), konflik, perumitan, klimaks, dan penyelesaian. Episode ialah bagian pendek sebuah drama yang seakan-akan berdiri sendiri, tetapi tetap merupakan bagian alur utamanya.
Pementasan drama selalu merupakan kerja sama yang sangat erat antara penulis naskah drama skenario), sutradara, dan pelaku (aktor/aktris).
D. Yang perlu diidentifikasi dalam pementasan drama adalah sebagai berikut :
Ketika Anda akan mementaskan naskah drama, pemilihan pemain harus dipertimbangkan dengan tepat. Pemain dalam drama harus benar-benar menghayati watak tokoh yang dimainkan. Supaya dapat menghayati watak tokoh dengan benar, pemain harus membaca dan mempelajari naskah drama dengan cermat. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pemain drama adalah:
1. kemampuan calon pemain,
2. kesesuaian postur tubuh, tipe gerak, dan suara yang dimiliki calon pemain dengan tokoh yang akan dimainkan,
3. kesanggupan calon pemain untuk memerankan tokoh dalam drama.
Jika ketiga hal di atas dapat dipenuhi oleh calon pemain, akan mempermudah dalam penghayatan watak tokoh dalam drama yang akan dipentaskan. Hal lain yang harus diperhatikan, saat Anda akan menghayati watak tokoh dalam drama yang akan diperankan adalah sebagai berikut:
1. Pahamilah ciri-ciri fisik tokoh yang diperankan, seperti jenis kelamin, umur, penampilan fisik, dan kondisi kesehatan tokoh.
2. Pahamilah ciri-ciri sosial tokoh yang diperankan, seperti pekerjaan, kelas sosial, latar belakang keluarga, dan status tokoh yang akan diperankan.
3. Pahamilah ciri-ciri nonfisik tokoh, seperti pandangan hidup dan keadaan batin.
4. Pahamilah ciri-ciri perilaku tokoh dalam menghadapi dan menyelesaikan sebuah konflik.
E. Hal-hal yang dipersiapkan dalam pementasan drama adalah:
1. Sutradara (pemimpin pementasan),
2. Penulis naskah (penulis cerita),
3. Penata artistik (pengatur setting, lighting, dan properti),
4. Penata musik (pengatur musik, pengiring, dan efek-efek suara),
5. Penata kostum (perancang pakaian sesuai dengan peran),
6. Penata rias (perancang rias sesuai dengan peran),
7. Penata tari/koreografer (penata gerak dalam pementasan),
8. Pemain (orang yang memerankan tokoh),
D. Memerankan Drama
Seorang dramawan yang baik hendaknya menguasai teknik peran. Teknik peran (acting) adalah cara mendayagunakan peralatan ekspresi (baik jasmani maupun rohani) serta keterampilan dalam menggunakan unsur penunjang. Yang termasuk keterampilan menggunakan alat ekspresi jasmani adalah keterampilan menggunakan tubuh, kelenturan tubuh, kewajaran bertingkah laku, kemahiran dalam vokal, dan kekayaan imajinasi yang diwujudkan dalam tingkah laku. Adapun peralatan ekspresi yang bersifat kejiwaan ialah imajinasi, emosi, kemauan, daya ingat, inteligensi, perasaan, dan pikiran.
F. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membacakan dialog drama
 1. Lafal adalah cara seseorang mengucapkan bunyi bahasa
2. Intonasi adalah lagu kalimat/ketepatan tinggi rendahnya nada (pembaca dialog/berita)
3. Nada adalah tinggi rendah ucapan/ungkapan keadaan jiwa atau suasana hati
4. Tempo adalah waktu/kecepatan gerak atau kecepatan artikulasi suara.
Oleh seorang pemeran drama, watak tokoh akan digambarkan dengan:
1. Penampilan fisik (gagah, bongkok, kurus, dan sebagainya); penampilan laku fisik (lamban, keras, dinamis, dan sebagainya);
2. Penampilan vokal (lafal kata-kata, dialog, nyanyian, dan sebagainya); dan
3. Penampilan emosi dan iq (pemarah, cengeng, licik, dan sebagainya). Hal tersebut dapat dipelajari dan dilatih dengan olah vokal/suara dan olah sukma.
Seorang pemain drama yang baik adalah seorang yang memiliki kemampuan: berakting dengan wajar; menjiwai atau menghayati peran; terampil dan kreatif; berdaya imajinasi kuat; dan mengesankan (meyakinkan penonton).
Agar mempunyai kemampuan sebagai pemain drama yang baik, selain memperhatikan lima hal yang berkaitan dengan pembacaan naskah ada empat hal lagi yang harus diperhatikan.
1. Ekspresi wajah
– Ekspresi mata
Mata merupakan pusat ekspresi sehingga harus diolah, dilatih, dan disesuaikan terlebih dahulu sesuai dengan berbagai emosi. Cobalah berlatih di depan cermin untuk menunjukkan rasa girang, marah, dan sebagainya dengan berimajinasi/membayangkan suatu hal!
– Ekspresi mulut
Sesudah ekspresi mata dilatih/disesuaikan, baru ekspresi mulut, karena perasaan yang terpancar dari mata merambat ke mulut dengan cara yang sama. Usahakan ekspresi mata sejalan/sesuai dengan ekspresi mulut sehingga keduanya saling mendukung dan mempertegas emosi yang akan ditonjolkan melalui ekspresi seluruh wajah.
2. Keterampilan kaki
Pemain pemula banyak yang berpenampilan kaku karena kaki seperti tertancap paku. Kaki harus membuat pemain lebih hidup. Maka harus diusahakan posisi kaki mengikuti arah muka. Jika muka bergerak ke kiri, ikutilah dengan mengubah posisi kaki dan tubuh ke kiri juga.
3. Suara dan ucapan
Jika kita bermain tanpa pengeras suara, maka dituntut suara yang lantang agar dapat meraih sejauh mungkin pendengar. Yang penting di sini adalah bagaimana agar suara kita dapat jelas terdengar tapi tidak memekik.Banyak orang berbicara dengan rahang dan bibir hampir-hampir terutup dan tidak digunakan semestinya. Turunkan rahang dan lidah. Buka bibir dan letupkan suara. Atau berlatihlah dengan menguap yang seakan-akan mengantuk, kemudian turunkan rahang dan suarakan vokal/ huruf hidup.
4. Penafsiran/Interpretasi
Dalam penafsiran seorang pemain harus memahami keseluruhan cerita yang dijalin dalam plot tertentu serta mengenal watak tokoh yang diperankannya. Kegiatan ini dapat menjadi kerja sama antara sutradara dan pemain/aktor dalam memahami naskah


Arti Definisi / Pengertian Drama Dan Jenis / Macam Drama - Pelajaran Bahasa Indonesia



Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon.
Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.
1. Drama Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
2. Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :
1. Drama Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
2. Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3. Drama Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
4. Opera
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
5. Lelucon / Dagelan
Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
6. Operet / Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
7. Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
8. Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
9. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
10. Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.

Puisi


Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Unsur-unsur intrinsik puisi adalah
a. tema adalah tentang apa puisi itu berbicara
b. amanat adalah apa yang dinasihatkan kepada pembaca
c. rima adalah persamaan-persamaan bunyi
d. ritma adalah perhentian-perhentian/tekanan-tekanan yang teratur
e. metrum/irama adalah turun naik lagu secara beraturan yang dibentuk oleh persamaan jumlah kata/suku tiap baris
f. majas/gaya bahasa adalah permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi ekspresi
g. kesan adalah perasaan yang diungkapkan lewat puisi (sedih, haru, mencekam, berapi-api, dll.)
h. diksi adalah pilihan kata/ungkapan
  1. tipografi adalah perwajahan/bentuk puisi
    j. Citraan: penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecap, perasa, dan peraba
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.
a. puisi lama
Ciri puisi lama:
1. merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
2. disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
3. sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
Yang termausk puisi lama adalah
1. mantra adalah ucapan-ucapan yangd ianggap memiliki kekuatan gaib
2. pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka
3. karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek
4. seloka adlah pantun berkait
5. gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat
6. syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita
7. talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris
b. puisi baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.Menurut isinya, puisi dibedakan atas
1. balada adalah puisi berisi kisah/cerita
2. himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan
3. ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang ebrjasa
4. epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
5. romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
6. elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
7 satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
Membaca Puisi
Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam membaca puisi antara lain:
1. jenis acara: pertunjukkan, pembuka acara resmi, performance-art, dll.,
2. pencarian jenis puisi yang cocok dengan tema: perenungan, perjuangan, pemberontakan, perdamaian, ketuhanan, percintaan, kasih sayang, dendam, keadilan, kemanusiaan, dll.,
3. pemahaman puisi yang utuh,
4. pemilihan bentuk dan gaya baca puisi, meliputi poetry reading, deklamasi, dan teaterikal
5. tempat acara: indoor atau outdoor,
6. audien,
7. kualitas komunikasi,
8. totalitas performansi: penghayatan, ekspresi( gerak dan mimik)
9. kualitas vokal, meliputi volume suara, irama (tekanan dinamik, tekanan nada, tekanan tempo)
10. kesesuaian gerak,
11. jika menggunakan bentuk dan gaya teaterikal, maka harus memperhatikan:
a) pemilihan kostum yang tepat,
b) penggunaan properti yang efektif dan efisien,
c) setting yang sesuai dan mendukung tema puisi,
d) musik yang sebagai musik pengiring puisi atau sebagai musikalisasi puisi

Memahami tugas-tugas penyiar

RADIO adalah suara (sound). Media yang hanya bisa didengar (auditif).
Suara
(voice) pula yang jadi aset terpenting seorang penyiar –sebagai ujung tombak, front liner, sebuah radio yang berinteraksi langsung dengan pendengar.
Banyak orang terlahir dengan memiliki suara indah. Namun, kebanyakan dari kita harus bekerja keras untuk menjadi penyiar profesional. Lagi pula, jadi penyiar profesional tidak cukup bermodal suara emas (golden voice), tapi juga perlu modal lainnya, seperti wawasan, sense of music, dan sense of humor.
  • WAWASAN
    Penyiar harus berwawasan agar siarannya hidup, dinamis, berisi, dan tidak monoton. Kosakata, varietas kata, improvisasi, hanya bisa dilakukan oleh penyiar yang berwawasan luas. Karena itu, banyak baca, jadilah orang yang harus pengetahuan. Dijamin, jika Anda berwawasan luas, takkan kehabisan kata-kata untuk berbicara.
  • SENSE OF MUSIC
    Penyiar harus memiliki sense of music yang tinggi. Soalnya, tugas penyiar bukan hanya mutar lagu-lagu, tapi mesti paham juga tentang jenis musik, alat musik, dan artisnya.
  • SENSE OF HUMOR
    Penyiar juga harus humoris, punya bakat menghibur. Bakat itu diperlukan karena profesi penyiar radio dituntut mampu menghibur pendengar. Lagi pula, radio identik dengan hiburan (entertaintment).
  • BAHASA TUTUR
    Siaran harus menggunakan bahasa tutur, bahasa percakapan (conversational language), demikian juga naskah berita atau iklan.Bahasa tutur yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari yang mempunyai ciri khas: (a) kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung; dan (b) menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari (spoken words).Di dalam bahasa tutur, lagu kalimat (infleksi, inflection) memegang peranan penting. Tanpa bantuan lagu kalimat, sering orang mengalami kesukaran dalam memahami bahasa tutur. Sama pentingnya adalah artikulasi atau pronounciation (pengucapan kata), intonasi (nada suara atau irama bicara), aksentuasi (logat, dialek, stressing), dan speed (kecepatan berbicara, tempo).












  • TAMPILKAN SUARA TERBAIK

    Penyiar adalah “pemain sandiwara” (performer) dan menghadapi tantangan yang sama dengan penyanyi atau aktor. Begitu di atas pentas, di depan kamera, atau di belakang microphone, Anda tidak akan dapat memberikan penampilan terbaik kecuali jika Anda santai (relax). Tenggorokan tercekik (tight throat), leher tegang, dan pundak yang kaku, akan membuat Anda tidak dapat mengeluarkan suara terbaik. Bagaimana biar rileks? Bukan dengan mengatakan pada diri Anda, “Relax, cool, relax!” Relaksasi bukanlah soal psikologis, tapi soal fisik. Ia tidak dimulai di otak, tapi di badan. Relaksasi diperoleh melalui sebuah proses fisik berupa peregangan dan pernafasan. Jika tubuh Anda rileks, emosi Anda akan mengikuti.
  • ATUR NAFAS
    Mati lemas atau kekurangan nafas (suffocation) adalah penyebab kematian nomor satu di kalangan penyiar. Banyak penyiar biasa terus menahan nafas selama bertutur. Nafas megap-megap tidak akan menghasilkan siaran yang bagus. Bernafas secara tepat adalah dasar siaran profesional. Naskah siaran harus memberi kesempatan untuk bernafas. Ketika Anda membaca naskah, buatlah tanda di mana Anda akan mengambil nafas. Ikuti instruksi Anda sendiri dan bernafaslah saat Anda melihat tanda itu. Sikap badan yang baik dan dukungan dari diafragma Anda, akan membuat tiap nafas bekerja lebih lama bagi Anda. Anda bisa latih hal itu dengan cara meratakan jari tangan dan tekan diafragma (rongga antara dana dan perut). Ketika Anda mulai dengan suara rendah, tekan diafragma Anda dengan tangan. Teknik ini akan memberi Anda kekuatan ekstra. Jauhkan mulut Anda dari microphone saat menarik nafas. Jangan sampai tarikan nafas Anda mengudara
  • VISUALISASI
    Penyiar radio berbicara kepada pendengar yang tidak terlihat. Secara simultan (bersamaan), sebagai penyiar Anda berbicara kepada tidak seorang pun (talk to no one) –karena tidak satu orang pendengar pun yang hadir secara fisik di depan Anda— dan kepada setiap orang (talk to everyone), mungkin ribuan pendengar. Talk to one one and eveyone!Penyiar radio juga sering sendirian di ruang siaran, tidak ada lawan bicara, hanya ditemani sejumlah “benda mati” –komputer, mixer, dan sebagainya. Membentuk “mental image” tentang pendengar Anda sangat penting untuk siaran terbaik. Berbicara kepada benda mati bukan saja tidak membangkitkan semangat (uninspiring), tapi juga tidak realistis. Karenanya, saat siaran, bayangkan Anda sedang berbicara pada seorang teman, atau sekelompok kecil orang. Membayangkan adanya seorang pendengar di depan Anda, akan membantu Anda berkomunikasi secara alamiah, gaya ngobrol (conversational way).
  • TENTUKAN PILIHAN KATA
    Di radio, Anda hanya punya satu kesempatan untuk membuat pendengar Anda mengerti mengenai apa yang Anda kemukakan. Di media cetak, pembaca akan mengulang bacaan pada bagian yang mereka tidak pahami. Di televisi, ada bantuan visual untuk memperjelas berita. Tapi di radio, yang dimiliki pendengar hanya suara Anda. Karena itu, saat menyampaikan sebuah informasi, putuskan katak-kata mana yang menjadi kata kunci (key words) dan garisbawahi. Tiap kata memiliki nilai berbeda. Putuskan apa yang akan Anda tekankan, di mana lagu kalimat (inflection) Anda akan menaik dan menurun, dan di mana Anda akan bernafas. Biasanya, infleksi menaik kalau akan bersambung dan menurun jika akan berhenti.








  • KONSENTRASI
    Tidak ada pilot otomatis dalam siaran. Jika Anda tidak mendengar apa yang Anda katakan, tidak ada orang lain yang akan mendengar. Siaran yang baik membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi. Tidak mudah untuk mengatur nafas Anda, memvisualkan pendengar Anda, dan melaporkan cerita pada saat yang sama. Karena itu, relaksasi adalah kunci konsentrasi.
  • LATIHAN
    Best voice requires experimentation. Seorang penyiar harus menemukan suara terbaiknya dan ini butuh eksperimen. Jika Anda punya pilihan mikrofon, cobalah satu per satu untuk menemukan mike paling sesuai bagi Anda. Beberapa mike dibuat untuk mendorong tinggi-rendah suara Anda, dan Anda bisa menyelaraskannya sesuai dengan kebutuhan Anda. Mintalah bantuan teknisi. Cobalah dengan merekam suara Anda dalam sikap tubuh yang berbeda, kedekatan yang berbeda dengan mike, dan tingkat proyeksi (pengerasan) yang berbeda. Bayangkan ragam pendengar dan lihatlah bagaimana “mental image” ini mempengaruhi penyampaian Anda.
  • BICARA KEPADA SATU ORANG
    Bayangkan, pendengar itu satu orang! Orang yang baru pertama kali berbicara di radio, sering secara salah memvisualkan pendengarnya –membayangkan bahwa pendengar itu ribuan. Padahal, orang yang mendengarkan itu dalam kelompok berjumlah satu orang (in group of one). Ya, bayangkan pendengar itu satu orang!
  • TEMAN AKRAB
    Berbicaralah layaknya kepada teman akrab (intimate friend). Lihat wajah teman Anda itu dalam “pikiran mata” (mind’s eye) Anda.
  • SMILE
    Senyumlah, meski pendengar tidak melihat Anda. Berbicara dengan senyum, akan terasa hangat, ramah, friendly, di telinga pendengar.
  • KONTAK MATA!
    Lakukan kontak mata! Pandanglah ia sekali-sekali untuk melakukan kontak mata (eye contact), meskipun hanya ada satu orang di ruangan –Anda sendiri!
  • GESTURE
    Gunakan gerakan tubuh (gesture), meskipun tidak ada orang yang melihat Anda. Anda adalah aktor. Saat berbicara di depan umum (public speaking), jika Anda punya mike portable (mudah dibawa), bergeraklah mengitari panggung. Bayangkan Anda adalah seorang aktor yang sedang “mentas” di televisi.
  • JEDA
    Jedalah untuk beberapa detik untuk membiarkan pesan Anda sampai ke pendengar. Saat jeda, buatlah kontak mata. Anda juga bisa jeda jika mencari gagasan berikutnya.
  • INFLEKSI
    Pelajarilah cara orang berbicara saat ngobrol dan gunakan pola pembicaraan itu ketika memnbaca naskah. “Intiplah” pembicaraan orang di restoran. Perhatikan bagaimana dinamika vokal mereka berfluktuasi: lebih keras, lebih lembut. Juga perhatikan obrolan itu berubah-ubah arah dan bagaimana tingkat lagu kalimat (range of inflection) mereka melebar.
  • MENGATASI GUGUP
    Mulut Anda kering, jantung berdebar, dan lutut bergetar. Anda pun panik! Ya, Anda gugup (nervous). Lantas harus bagaimana?
  1. Tarik nafas yang dalam (deep breath) – penuhi tubuh Anda dengan oksigen. Ini akan membantu otak Anda bekerja.
  2. Gerakan badan Anda (bluff). Berdiri tegak, layaknya tentara berbaris dengan bahu dan dada yang tegap. Lalu tersenyumlah! Meskipun Anda tidak merasa bahagia atau percaya diri, lakukanlah. Anda akan tampak percaya diri dan tubuh Anda akan “mengelabui” otak Anda untuk berpikir bahwa ini adalah percaya diri. Bluff – body and smile
  3. Jaga agar mulut dan tenggorokan Anda tetap basah. Siapkan selalu air mineral, jangan sampai mulut dan tenggorokan Anda kering.
  4. Lancarkan aliran darah dengan memijat dahi.
  5. pastikan Anda sudah siap. Siapkan bahan pembicaraan, pahami tema atau naskah.
  • TEKNIK VOKAL
    Penyiar harus lancar bicara dengan kualitas vokal yang baik. Teknik vokal yang diperlukan antara lain kontrol suara (voice control) selama siaran, meliputi pola titinada (pitch), kerasnya suara (loudness), tempo (time), dan kadar suara (quality).
    Diafragma!
    Kualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah “suara perut”, suara yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut –dikenal dengan sebutan “suara diafragma”. Jenis suara ini akan lebih bertenaga (powerful), bulat, terdengar jelas, dan keras tanpa harus berteriak. Untuk bisa mengeluarkan suara diafragma, menurut para ahli vokal, bisa dilakukan dengan latihan pernafasan, antara lain: Ucapkan huruf vocal A, I, U, E, O dengan panjang-panjang. Contoh: tarik nafas, lalu suarakan AAAAAaaaaaaaaaaaaa… (dengan bulat), terus, sampai habis nafas. Dilanjutkan lagi untuk huruf lainnya.
    Suarakan AAAAaaaaaaa… dari nada rendah, lalu naik sampai AAAAaaaaaaa… nada tinggi.
    * Ambil napas pelan-pelan. Ketika diafragma dirasa udah penuh, buang pelan-pelan. Untuk nambah power, buang nafas itu, hela dengan cara berdesis: ss… ss… ss… (putus-putus), seperti memompa isi udara keluar. Akan tampak diafragma Anda bergerak.
    * Saat mengambil napas, bahu jangan sampai terangkat. Kalau terangkat, berarti Anda bernapas dengan paru-paru. Contoh: ketika orang sedang ambil napas mendadak karena kaget, ia akan mengambil napas dengan paru-paru. Makanya, orang kaget suka megang dada.
    Intonasi Intonasi (intonation) adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara.
Misalnya, mengucapkan “Bagus ya!” dengan tersenyum dan semangat, akan berbeda dengan mengucapkannya dalam ekspresi wajah datar, bahkan nada sinis. Latihan intonasi bisa dengan mengucapkan kata “Aduh” dengan berbagai ekspresi –sedih, kaget, sakit, riang, dan seterunya.
Aksentuasi
Aksentuasi (accentuation) adalah logat atau dialek. Lakukan penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu yang dianggap penting. Misal, “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; atau “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”. Aksentuasi dapat dilatih dengan cara menggunakan “konsep suku kata” -dan, yang, di (satu suku kata); minggu, jadi, siap, Bandung (dua suku kata); bendera, pendekar, perhatian (tiga suku kata); dan sebagainya. Ucapkan sesuai penggalan atau suku katanya!
Speed
Gunakan kecepatan (speed) dan kelambatan berbicara secara bervariasi. Kecepatan berpengaruh pada kejelasan (clarity), juga durasi. Kalo waktu siaran sudah mepet, kecepatan diperlukan.
Artikulasi
Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata. Disebut juga pelafalan kata (pronounciation). Setiap kata yang diucapkan harus jelas, misalkan harus beda antara ektrem dengan eksim. Seringkali, dijumpai kata atau istilah yang pengucapannya berbeda dengan penulisannya, utamanya kata-kata asing seperti “grand prix” (grong pri), atau nama-nama orang Barat — -”Tom Cruise” (Tom Cruz), George Bush (Jos Bus), dan banyak lagi.
  • Be Yourself
    Keaslian (naturalness) suara harus keluar. Bicara jangan dibuat-buat. Anda harus menjadi diri sendiri, be yourself, tidak meniru orang lain.
  • Ceria
    Kelincahan (vitality) dalam berbicara sehingga dinamis dan penuh semangat, cheerful! Anda harus ceria selalu. Jangan lemas, lunglai, nanti terkesan tidak mood, apalagi ”judes”! Ingat, penyiar adalah penghibur, entertainer!
  • Hangat
    Keramahtamahan (friendliness) sangat penting. Anda harus sopan, hangat, dan akrab. Penyiar profesional menjadi teman dekat bagi pendengar.*
MEMAKSIMALKAN POTENSI DIRI ADALAH WUJUD MENGASIHI TUHAN




Persiapan menjadi seorang Public speaker

Saat ini makin banyak orang yang tertarik untuk mempelajari seni berbicara di depan orang banyak (publik). Tak terbayangkan sebelumnya bicara yang merupakan rahmat yang diberikan oleh Tuhan kepada hampir semua umatnya semenjak ia dilahirkan, harus dipelajari secara khusus. Di Indonesia, khususnya di kota-kota besar, kursus-kursus singkat “Public Speaking” akhir-akhir ini begitu diminati, baik oleh masyarakat biasa maupun professional.
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya berbicara yang baik dan efisien di depan orang banyak, tumbuh setelah mereka melihat begitu banyak persoalan pelik yang dapat dijelaskan hanya dengan berbicara. Mereka juga mendapatkan tempat terhormat di masyarakat. Namun banyak pula yang merasakan pentingnya mampu berbicara dengan baik karena tuntutan tugas dan profesinya.
Jabatan, tugas maupun profesi anda mungkin mengharuskan anda menguasai seni berbicara di depan khalayak. Begitu anda menjadi atasan otomatis anda mempunyai bawahan. Salah satu tugas rutin anda sebagai atasan adalah berbicara dengan bawahan anda yang jumlahnya bergantung pada besar kecilnya organisasi anda. Anda seorang penjual, kemampuan berbicara menjadi persyaratan utama yang tidak bisa ditawar dalam membuat orang tertarik dengan apa yang anda tawarkan. Disinilah anda sering mendaptkan kesulitan dan hambatan. Anda merasa berbicara anda tidak menarik, membosankan, tidak meyakinkan, tidak menjual, dan sebagainya.
Walaupun rata-rata umat manusia dibekali dengan kemampuan berbicara, namun tidak semua orang mampu berbicara baik di depan orang banyak (khalayak). Berbicara dengan rapi dan lancar diselingi dengan improvisasi dalam bentuk humor dan sebagainya, memerlukan kemampuan khusus.
Di Amerika para CEO perusahaan-perusahaan besar diharuskan menguasai kemampuan ”public speaking” walaupun orang Amerika rata-rata pandai berbicara di depan orang banyak. Termasuk juga para pejabat di jajaran pemerintahan. Yang paling hangat mungkin Anda sering menyaksikan bagaimana Barrack Obama dan Hillary Clinton berbicara di depan Publik. Bagaimana cara kedua kandidat ini berkampanye mengumpulkan suaranya dari negara bagian ke negara bagian di Amerika. Terlepas dari siapa yang memenangkan pemilihan, kedua kandidat ini telah memperlihatkan kapabilitas luar biasa di dunia public speaking, cara mereka menyampaikan pendapat, menguraikan visi dan misi, hingga mempersuasi audiens menjadi pemilihnya.
Di Indonesia, kurang lebih lima tahun belakangan ini kesadaran akan pentingnya public speaking mulai mencuat. Hal ini memang tak lepas dari sifat public speaking yang memang selalu dibutuhkan oleh setiap orang, diberbagai profesi dan diberbagai pekerjaan.
Apakah Anda seorang pedagang/businessman? anda tentu perlu mempresentasikan produk anda secara persuasif, sehingga pembeli langsung take action membeli produk anda?
Apakah Anda seorang karyawan? anda tentu akan memakai ilmu public speaking untuk mengutarakan ide/gagasan anda di dalam rapat dengan yakin dan terorganisisir.
Apakah Anda seorang dokter? anda tentu perlu menjelaskan kepada pasien anda secara informatif tentang penyakitnya.
Apakah Anda seorang trainer? tentu saja anda perlu menguasai ilmu public speaking dengan sangat baik, agar audience anda mampu menerima materi yang anda berika. Bahkan, jikalau Anda hanya ibu rumah tangga sekalipun Anda tetap memerlukan public speaking, untuk berkomunikasi dengan suami, atau untuk memberikan arahan kepada anak-anak anda secara baik dan berbicara dengan empati.
Keahlian Public speaking ibarat keahlian berenang, naik sepeda, menyetir mobil dan mengendarai motor. Merupakan keahlian yang bisa dimiliki oleh setiap manusia. Ia bisa dipelajari oleh siapapun. Kemampuan berbicara di depan publik milik siapa saja. Dasar dari semuanya adalah kemauan, latihan dan percaya.
Beberapa tips di bawah mungkin dapat membantu “PERCEPATAN” proses latihan anda di dunia public speaking:
*1. Persiapan yang maksimal*
Persiapan yang baik adalah kunci dari penampilan yang meyakinkan. Audiense dengan mudah mengetahui pembicara yang melakukan ”pekerjaan rumah” dengan tampil seadanya. Seorang dengan persiapan optimum akan tampil penuh percaya diri, kata-kata yang diucapkannya mengalir penuh arti disertai mimik yang pas. Sebaliknya, seseorang yang tampil tanpa persiapan yang matang akan tampil grogi, cara berbicara tidak struktural dan esensial, tidak berani mendekati inti permasalahan dan tidak berani menatap mata audiensenya.
*Perlu diketahui berapapun besarnya bakat yang anda punya sebgai pembicara, penampilan yang sukses didapatkan melalui 1% inspirasi 99% melalui persiapan.*
Persiapan yang perlu dilalukan meliputi ;




*1a. Tempat di mana kita akan berbicara*
Pastikan anda mengetahui dengan pasti tempat di mana anda menjadi pembicara, melakukan orasi atau mempresentasikan sesuatu. Anda harus mengetahui apakah tempatnya terbuka, tertutup, ramah, tidak bersahabat dan sebagainya Setiap jenis tempat mempunyai karakter dan penanganan tersendiri yang membutuhkan persiapan tersendiri pula.
Tempat terbuka mengharuskan anda berpakaian yang tidak terlalu tebal. Karena audiensenya yang relatif besar sehuingga susah dikontrol, bersiaplah bebicara dengan volume yang keras dan lantang. Tempat tertutup memungkinkan anda memakai busana yang sedikit tebal (jas, blaser dsb) dan berbicara lebih /private/. Tempat yang tidak ramah misalnya audiensenya dipastikan kebanyakan bukan dari kalangan ”pecinta” anda, mengharuskan anda untuk kerja ekstra. Persiapkan jurus-jurus apabila sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Seorang pembicara seperti halnya seorang penyanyi terkadang harus tampil di satu tempat dimana audiensenya tidak selalu ramah.
*Sebagai seorang pembicara, anda harus mengenal medan dimana anda akan berbicara. Hadir paling tidak satu jam sebelum acara dimulai yang dapat anda gunakan untuk melihat situasi tempat anda akan berbicara serta alat-alat bantu yang akan anda gunakan. Hal ini akan sangat membantu anda dalam mengurangi kegugupan.*
* 1b. Materi yang dibicarakan*
Kumpulkan semua sumber informasi yang berhubungan dengan materi yang anda antarkan. Lakukan riset kecil untuk melengkapi referensi-referensi yang sudah anda punyai. Makin banyak informasi makin baik. Rangkum informasi-informasi tersebut dan hafalkan bagian yang akan anda jadikan intro/pembukaan.
Ciptakan sesuatu yang merebut hati audiense (spals/ice breaker) pada saat pertama anda bicara. spals/ice breaker tersebut bisa berbentuk interaksi langsung dengan mereka, cerita-cerita lucu yang berhubungan dengan anda atau materi yang hendak disampaikan, gerakan-gerakan kecil atau menyanyi. spals/ice breaker terkesan spontan padahal sebenarnya ia telah dipersiapkan sebelumnya. Ia adalah bagian dari pekerjaan rumah anda. Kalau anda berhasil melakukannya, sisa dari waktu anda berbicara akan menjadi milik anda.
*1c. Memahami dan mengenali setiap hadirin atau audiense yang hadir dalam sebuah acara
Kenali audiense anda sebelum anda bicara. Dapatkan informasi sebanyak mungkin tentang publik yang akan menjadi audiense anda. Dengan mengetahuinya, maka anda akan mampu berbicara dengan pola yang mereka kehendaki. Sebelum naik ke mimbar/panggung, pastikan anda mempunyai waktu untuk bersosialisasi dengan beberapa dari mereka. Perkenalan ini akan membuat anda merasa bagian dari mereka dan ini juga ternyata ampuh untuk mengurangi rasa gugup anda.
*1d. Memperhatikan setiap Penampilan fisik dengan baik dan cermat*
Ketika anda pertama kali muncul, yang pertama kali akan dinilai oleh audiense adalah penampilan fisik anda. Penilaian ini sudah berlangsung sebelum anda sendiri mulai berbicara. Oleh karena itu, pakailah pakaian yang sesuai dengan jenis materi yang akan dibawakan, waktu, tempat dan audiense anda. Perhatikan pula kebersihan dan kerapian tubuh anda dari mulai kuku, rambut, make up serta cara berjalan. Ini adalah saat yang paling genting tapi bisa dimanfaatkan sebagai permulaan yang positif. Inilah saat dimana perhatian audiense anda belum terpecah. Mereka begitu antusias menantikan apa yang hendak anda sampaikan. Jadi, manfaatkanlah setiap kesempatan dan peluang yang ada!
*2. Antusiasme*
Tunjukan antusiasme pada waktu berbicara walaupun topik yang anda bawakan kurang bermutu atau terlalu dangkal bagi anda. Sikap anthusisme akan menciptakan respect dari audiense. Sebaliknya sikap anda yang ogah-ogahan atau menganggap remeh hanya akan membuat audiense menyesal ikut dalam forum dimana anda bebicara. Yang lebih tidak baik apabila untuk hadir dalam forum tersebut ia harus membayar. Lebih baik anda menolak daripada anda menerima menjadi pembicara dengan attitude demikian.
*3. Berlatih*
Seorang pembicara hampir sama dengan penerbang (pilot). Makin tinggi jam terbangnya, makin mulus pula take off dan landing serta semakin pintar dalam menghadapi setiap krisis yang timbul. Demikian juga dengan seorang pembicara, makin sering ia latihan dan tampil, makin mahir ia berbicara, bertindak, dan bersikap.
Latihan yang lumrah dilakukan oleh para pembicara dan aktor profesional dan dapat dengan mudah anda lakukan, adalah berbicara di depan cermin atau di depan handycam. Mereka berbicara selama 1 menit dengan topik yang dipilih sendiri, misalnya ”apa yang telah saya capai selama ini?” atau ”apa target hidup saya?”. Coba anda lakukan ini. Berbicara sepertinya anda melakukan di depan publik. Setelah anda bicara atau rekam kalau anda menggunakan handycam, posisikan diri anda sebagai orang lain, lalu nilailah diri anda secara jujur dari mulai gaya bicara, suara yang dikeluarkan, sikap pada waktu berbicara serta mimik anda. Buatlah semacam catatan terutama hal-hal yang tidak anda sukai dan setelah itu buatlah evaluasi. Jadikanlah hasil evaluasi terutama terhadap hal-hal yang tidak anda sukai sebagai DAFTAR LEMAH yang tidak boleh diulangi lagi. Di bawah ini anda dapat temui tabel evaluasi yang bisa pergunakan untuk test ini.




*. Gaya dan sikap berbicara*
· Apakah suara saya sengau ?
· Apakah suara saya terdengar tidak confident ?
· Apakah suara saya terdengar over confident dan cenderung sombong ?
· Apakah suara saya hilang diujung kalimat ?
· Apakah artikulasi saya tidak jelas ?
· Apakah bicara saya terlalu jelas ?
· Apakah suara saya terlalu lemah ?
· Apakah suara saya seperti orang terjepit ?
· Apakah suara saya terdengar gugup ?
· Apakah cara berdiri saya kaku ?
· Apakah tangan dan anggota tubuh saya terlalu banyak bergerak ?
· Apakah mimik saya tegang ?
· Apakah mimik saya tidak serius ?
· Apakah saya kelihatan sombongRahas/sinis ?
· Apakah saya overacting?
Setelah anda mengetahui kelemahan-kelemahan anda dan mencatatnya sebagai daftar lemah, berbicaralah sekali lagi dan letakkan daftar tersebut didepan anda. Evaluasilah sekali alagi. Dengan melakukannya berulang-ulang, kelemahan-kelemahan ini biasanya dapat diperbaiki.
*Tampilkanlah diri anda sendir dan jangan berusaha untuk menjadi orang lain*
Ingin menjadi pembicara yang baik? /Golden rule* */nya adalah jadilah diri anda sendiri. Audiense datang untuk mendengarkan anda berbicara dengan gaya anda. Banyak pembicara yang tidak yakin dengan gayanya sendiri. Ia akhirnya berusaha keras untuk meniru gaya seorang terkenal yang menurutnya baik. Sebagai seorang pembicara, anda harus memanfaatkan segala kelebihan anda agar lama kelamaan menjadi ciri khas anda. Kecuali karakter bicara anda kuat sekali seperti Sambas atau Anita Rachman, gaya bicara seseorang biasanya butuh waktu untuk dikenal dan disukai masyarakat. Seseorang dengan gaya bicara biasa-biasa saja bisa menjadi gaya khasnya apabila dipraktekan terus-menerus.

tugas pembawa acara

Dalam menjalankan tugasnya, pembawa acara mengumumkan bahwa acara dimulai, memberitahukan susunan acara dan mengatur pelaksanaan acara demi acara hingga acara selesai. Selain itu pembawa acara juga perlu melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan tugas pokok, antara lain:
1. Menyusun Acara
Bersama dengan tuan rumah atau ketua penyelenggara, pembawa acara menyusun acara. Model susunan acara tentu harus disesuaikan dengan acara yang diselenggarakan. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan acara seperti waktu yang diperlukan, siapa orang-orang yang terlibat, mata acara apa yang harus didahulukan, peralatan apa yang diperlukan, dan bagaimana. kesiapan petugas. Semua itu hams dipertimbangkan dengan baik dan matang.
2. Mengecek Kesiapan
Pembawa acara haruss mengecek kesiapan acara yang akan dipandunya. Ia harus memeriksa kebersihan dan kerapian ruangan, pengaturan meja dan kursi, tempat pembicara utama, tempat pembawa acara dan tempat undangan penting serta undangan lainnya. Selain itu juga pengeras suara (mikrofon) harus keadaan siap dan mencoba apakah sudah sesuai atau tidak.
Pembawa acara harus tegas dan cekatan dalam mengambil keputusan, misalnya kalau pengeras suara kurang sempurna segera menghubungi teknisinya. Jika melihat tempat duduk depan masih kosong segera menghubungi penerima tamu. Tidak baik jika semua sudah hadir namun kursi bagian depan kosong
3. Membawa Acara
Tugas pokok pembawa acara adalah membawa acara. Cara membawa acara suatu acara tertentu tidak selalu sama dengan acara lain. Pengalaman dan keterampilan pembawa acara sangat besar pengaruhnya terhadap kesuksesan acara.
4. Mengendalikan Waktu
Pembawa acara harus datang lebih awal daripada yang lain. Pembawa acara sebagai orang pertama yang datang di tempat acara agar mempunyai waktu yang cukup untuk meneliti persiapan acara. Memulai dan mengakhiri acara berdasarkan waktu yang direncanakan menjadi kebanggaan pembawa acara karena ketepatan waktu termasuk salah satu petanda keberhasilan pembawa acara.
5. Memuaskan Hadirin
Pembawa acara hams berusaha agar hadirin puas. Paling tidak, hadirin jangan sampai dibuat kecewa. Untuk itu pembawa acara harus berlaku sopan dan menghargai mereka. Untuk memberikan kesan yang memuaskan, pembawa acara harus mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada hadirin yang telah mengikuti acara dengan baik.

Memahami perbedaan Pembawa acara, penyiar, pengkotbah, guru, penceramah dan motivator

Tuhan menciptakan manusia serupa dengan gambaran dirinya. Seperti firmanNya di dalam Efesus 2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Setiap manusia diciptakan unik dan berbeda. Antara manusia satu dengan yang lain pasti berbeda sekalipun terkadang kita menjumpai kesamaan-kesamaan. Di dunia ini kita banyak menemui tokoh-tokoh sejarah yang sukses karena pidatonya atau oratornya.
Apakah itu orasi? Anda akan menjadi lebih yakin dan bisa membedakan antara orasi dan pidato jika menemukan pemahaman secara khusus lebih dalam mengenai orasi. Anda bisa mendapatkan juga di sini. Secara lebih detail wikipedia menjelaskan pengerian orasi sebagai berikut. Orasi (bahasa Inggris Pertengahan: oracion) adalah sebuah pidato formal, atau komunikasi oral formal yang disampaikan kepada khalayak ramai. Antonim dari orasi adalah mencetak (print), menulis (writing). Orasi bermacam-macam, ceramah merupakan salah satu bagian dari orasi, pidato, kultum, bahkan puisi merupakan bagian dari orasi, tetapi saat ini kata orasi mengalami penyempitan makna dan terkesan bermakna peyorasi, orasi dikenal di kalangan umum sebagai bentuk ungkapan melalui verbal yang disampaikan pada khalayak umum dan memiliki sifat persuasif. Selain peceramah dan orang yang pidato, dunia ini juga diwarnai dengan orang yang memiliki kemampuan berbicara. Orang-orang tersebut adalah mereka yang menjadi penyiar, pembawa acara, penceramah, guru dan motivator.
  1. Pembawa acara: Orang yang memandu atau memimpin suatu acara.
Acara menurut bentuknya dibagi menjadi 3:
  1. Acara Formal: Acara yang memiliki aturan baku dan setiap aturannya harus dipatuhi oleh para hadirin atau orang-orang yang datang. Acara ini ditandai dengan adanya susunan acara yang pasti, bahasa yang formal atau resmi, dan hadirin yang datang memakai pakaian yang sesuai dengan acara.
    # Contoh acara formal: Upacara bendera, ibadah umum, upacara pemberkatan, wisuda, upacara pelantikan, upacara adat, dan upacara kenegaraan
    # Nama pembawa acara:MC (Master of Ceremony), liturgos, protokol, Pranata cara, dan WL
  2. Acara Semi formal: Acara yang aturan didalamnya tidak terlalu resmi, namun bahasa yang dipakai adalah bahasa yang baik dan sopan. Terkadang acara ini memiliki aturan berpakaian tapi terkadang pakaian yang dipakai bebas.
    #Contoh acara semi formal :...........................................................................................................
    ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................
    #Nama pembawa acara: ….............................................................................................................
    ....................................................................................................................................................
    ....................................................................................................................................................
  3. Acara Non formal:Adalah acara yang aturan berbahas dan berpakaiannya bebas.
    #Contoh acara:...............................................................................................................................
    ....................................................................................................................................................
    # Nama pembawa acara: …............................................................................................................
  1. Penyiar:adalah orang yang menyiarkan atau menyampaikan suatu pengumuman atau informasi. Penyiar juga lebih sering dikenal sebagai pembawa acara di radio atau orang yang menyampaikan siaran di radio.


  1. Pengkotbah:Pengkotbah adalah orang yang menyampaikan kotbah atau pengetahuan seputar agama
    Contoh acara yang dibawakan: …..........................................................................................................
  2. Penceramah:Orang yang menyampaikan pidato atau seminar
        Contoh acara yang dibawakan: …...................................................................................................
  3. Guru:Orang yang mengajarkan sesuatu. Trainer juga bisa dikatakan guru karena tugasnya mengajar
  4. Motivator: Orang yang telah sukses dalam bidang tertentu dan mendorong orang lain untuk mengikuti jejak hidupnya. Motivator adalah orang yang memiliki kemampuan dalam mempengaruhi orang.
    Amsal 10:31. Mulut orang benar mengeluarkan hikmat, tetapi lidah bercabang akan dikerat.
Amsal 10:32 Bibir orang benar tahu akan hal yang menyenangkan, tetapi mulut orang fasik hanya tahu tipu muslihat.
Amsal 11:9. Dengan mulutnya orang fasik membinasakan sesama manusia, tetapi orang benar diselamatkan oleh pengetahuan.
Amsal 11:11 Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya.

MENJADI BERKAT DENGAN MULUT KITA

Ketulusan Sebuah Pengampunan

Yohanes 8:2-11
8:2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
8:3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
8:4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.
8:5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
8:6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
8:7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
8:8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
8:9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
8:10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Pengampunan adalah pembebasan dari hukuman atau tuntutan. Kata pengampunan sering kita jumpai ataupun rasakan. Apakah kita adalah salah satu orang yang akan dengan mudah memberi kata tersebut?ataukah kita adalah orang yang memiliki harga mahal untuk sebuah pengampunan?
Seringkali dalam bersosialisasi dengan sesama, kita jumpai benturan-benturan atau proses yang melelahkan jiwa dan hati. Seseorang akan merasa sedih ataupun benci dengan orang lain hanya karena mereka salah dalam bertindak atau berbicara. Banyak orang menyukai kenyaman, dan jika kenyamannya tersebut di rusak oleh pihak lain, bisa jadi orang tersebut akan sulit mengampuni "penganggu" hidupnya.
Yesus adalah teladan yang suci. Ia mampu memberikan ketulusan dan kasih. Yesus juga mengampuni kesalahan seorang perempuan yang telah dianggap "sampah". Apa yang dikatakan perempuan itu hingga Yesus mengampuninya?Apa yang dijanjikan atau ditawarkan perempuan itu hingga Yesus dengan tenang berkata “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”?Siapakah perempuan itu hingga Yesus tidak menimpakan hukuman atas dia?
Pertanyaan-pertanyaan di atas mengusik hati saya. Saya tahu perempuan itu adalah sebuah lambang. Dia adalah tanda atau perwakilan kita. Perempuan itu adalah perempuan yang berzinah dan pasti tidak dapat menjaga kekudusan tubuh, jiwa, dan roh. Wanita itu adalah gambaran kondisi kita. Orang-orang yang masih terus bergumul dengan berbagai masalah dan dosa.
Pada dasarnya semua orang telah berdosa dan kehilangan anugrah keselamatan. Namun, kisah perempuan berzinah itu membuktikan adanya ketulusan dalam pengampunan Yesus. Perempuan itu tidak berkata apapun yang membuat Yesus yakin akan kebenarannya. Perempuan itu juga bukanlah orang hebat atau berpengaruh. Perempuan itu justru perempuan yang hidup dalam kenajisan. Lalu mengapa Yesus memberi pengampunan?Jawabnya adalah karena begitu besar kasih Allah pada kita ciptaanNya dan karena Yesus tahu kedalaman hati seseorang yang telah berdosa.Apakah kita lebih hebat dari Yesus?hingga kita sulit mengampuni kesalahan orang??

By Grace Elisabet Enny Ernawati

Generasi yang Memiliki Visi, Kuat dan Teguh

Tuhan Allah adalah satu-satunya pribadi yang memiliki kuasa dan kehendak untuk menentukan kehidupan manusia. Setiap hal yang terjadi di muka buni ini adalah karena seizin dan sesuai dengan kehendak Allah yang penuh dengan kuasa. Setiap detail kehidupan manusia diatur Aldengan indahnya dan tidak ada yang meleset. Ada dua orang yang dipilih Tuhan dan diberi kuasa untuk melakukan sebuah pekerjaan yang besar. Tokoh pertama yang akan kita pelajari adalah Musa.
Ulangan 34:1. Kemudian naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas puncak Pisga, yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh negeri itu: daerah Gilead sampai ke kota Dan,
34:2 seluruh Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat,
34:3 Tanah Negeb dan lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon korma itu, sampai Zoar.
34:4 Dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub; demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana."
34:5. Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.
Dalam Ulangan 34:4 Tuhan menyampaikan tentang negeri yang dijanjikanNya bagi Musa. Namun, ada sesuatu yang tampaknya aneh. Dalam ayat itu dikatakan bahwa Musa hanya melihat namun ia tidak akan menikmati. Saat saya mendengar dan membaca tentang hal itu, hati saya berkata. Sungguh Musa adalah hamba yang luar biasa. Ia sudah bertemu muka dengan Allah bahkan Allah sendiri memberi ia kesempatan untuk melihat sebuah tanah perjanjian. Tapi ironisnya Musa tidak dapat menikmatinya. Apakah ada yang salah dalam diri Musa? Saat itu Tuhan mulai berkata, segala sesuatu yang aku tetapkan tidak ada yang salah.
Saya juga diingatkan Tuhan kembali mengenai Walt Disney. Seorang pria yang melihat dan memimpikan (memiliki visi) adanya tempat bermain keluarga yang dikemas dengan luar biasa. Saat Walt Disney hidup ia memiliki diberi kesempatan Tuhan untuk memiliki visi membangun tempat bermain yang luar biasa. Tapi pada kenyataannya Walt Disney justru tidak membangun dan tidak ikut masuk dalam tempat bermain yang saat ini telah ada dan begitu terkenal di seluruh dunia. Walt Disney meninggal saat ia belum memulai pembangunan tempat bermain keluarga dan dunia anak yang sekarang dikenal dengan nama Walt Disney.
Ada kesamaan antara Musa dan Walt Disney. Kedua orang itu sama-sama diizinkan Tuhan untuk melihat sesuatu yang besar. Namun, oleh karena kehendak Tuhan mereka sama-sama meninggal sebelum apa yang mereka lihat itu mereka alami. Saya sangat yakin mereka berdua adalah orang-orang yang berpengaruh dan memiliki kekuatan yang berbeda. Selain itu dari kedua tokoh ini saya juga belajar tentang kerelaan. Musa adalah pribadi yang lembut hati dan saya juga yakin bahwa Musa diberi kesanggupan oleh Tuhan untuk tetap berharap pada Tuhan. Walaupun Musa hanya mendapat bagian melihat, ia telah membawa perubahan besar dalam hidup orang Israel. Walt Disney adalah tokoh yang imajinatif dan cerdas. Saya sangat yakin mimpi dan visi yang dimilikinya adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan dan itu telah membawa perubahan bagi masyarakat dunia.
Tokoh kedua adalah seseorang yang bernama Yosua. Yosua 1:1. Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:
1:2 "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.
1:3 Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.
1:4 Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu.
1:5 Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.
1:6 Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.
1:7 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.
1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
1:9 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
Tuhan memilih Yosua sebagai penganti Musa. Tuhan memberikan janjiNya yang besar untuk Yosua. Pada ayat-ayat di atas Tuhan menyampaikan pada Yosua untuk tetap teguh da kuat dalam melakukan setiap panggilan yang diberikan kepada dirinya. Tuhan pasti tahu apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan oleh Yosua sehingga Ia mengatakan hal yang sama pada Yosua yaitu tentang keteguhan dan kuat. Mungkin pada saat itu pribadi Yosua yang masih muda gentar dan ragu dalam melaksanakan panggilan itu, dan Yosua mungkin tidak terlalu percaya diri dalam melaksanakan tugas yang sebelumnya telah dikerjakan oleh Musa. Yosua adalah penerus Musa yang terplih dan akhirnya masuk di tanah perjanjian.
Melalui Yosua kita bisa belajar sesuatu. Mungkin pada awalnya ketika kita dipanggil dan dipilih Tuhan kita ragu untuk melangkah karena keterbatasan kita. Namun satu hal yang saya pegang dan saya imani, bahwa apa yang telah ditetapkan Tuhan adalah baik adanya. Bagian kita hanya bersyukur karena Ia memilih kita untuk menikmati janjiNya dan berserah pada setiap kehendakNya. Dua hal itulah bagian kita. Selebihnya biarlah Ia yang menyempurnakan. Sama seperti Yosua, marilah kita tetap teguh dan kuat dalam melakukan setiap panggilan kita. Hingga waktunya nanti tiba Ia datang memahkotai kita dengan mahkota kemuliaan yang kekal.
TUHAN YESUS SELALU MENYERTAI JALAN HIDUP ORANG BENAR YANG BERDIRI TEGUH SAAT MELAKSANAKAN SETIAP TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Tuhan Yesus mengasihi dan memberkatimu...

Apa itu visi?

Proverbs 29:18

Bila tidak ada wahyu [visi], menjadi liarlah rakyat.
Berbahagialah orang yang berpegang kepada hukum.”

“Without prophetic vision people run wild,
But blessed are those who follow God’s teachings.” (GWV)

“If people can’t see what God is doing, they stumble all over themselves;
But when they attend to what He reveals, they are most blessed.” (The Message)

“Where there is no vision, the people perish ...” (KJV)
  • Apa itu VISI
  1. Vision is a picture of our future.
    If you have a bad vision, you will have a bad future!
    If you have a good vision, you will have a good future!
    If you have no vision, it means that you have no future!
  2. Vision is the ability to think about or plan the future with wisdom.
    Visi itu bukan suatu mimpi siang bolong yang kita harapkan terjadi.
    Visi itu juga bukan suatu khayalan tanpa dasar!
    Tapi visi merupakan kemampuan untuk melihat masa depan dengan penuh kebijaksanaan.
    Secara sederhana, wisdom itu berarti kita mengenal ‘potensi’ diri kita dan kita mengenal Tuhan sebagai “Vision Giver & our Provider”.
  3. Visi itu sesuatu yang kita lihat ketika mata kita tertutup.
    Ketika mata tertutup dan kita melihat sesuatu; itulah visi hidup kita.
    Tapi ketika mata kita tertutup dan kita tidak melihat apapun juga; ini berarti bahwa kita tidak memiliki suatu visi!
  4. Visi juga berarti sebuah konsep yang jelas tentang sesuatu yang belum menjadi kenyataan, namun dapat menjadi kenyataan.
    Biasanya visi itu ada hubungannya dengan bakat / talent / ‘gift’ kita.
    Karena ketika kita tidak dapat mengenali bakat kita, maka visi tersebut tidak akan dapat menjadi kenyataan!



  • Pentingnya suatu VISI
  1. Visi merupakan sesuatu yang penting untuk kelangsungan hidup. Visi lahir dari iman, ditopang oleh pengharapan, dipercerah oleh imajinasi dan diperkuat oleh semangat. Tidak ada kehidupan yang dapat dijalani dengan penuh arti bagi Tuhan dan tidak ada pekerjaan penuh arti yang dapat dilakukan kalau tidak dilandasi kuat oleh visi ilahi.
    (Charles Swindoll)
  2. Ef 2:10, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”
    Setiap orang percaya harus hidup dalam visi. Kita dilahirkan kembali bukan hanya supaya kita masuk surga, tetapi kita dilahirkan kembali supaya kita melakukan pekerjaan baik yang telah Allah persiapkan sebelumnya, dan Tuhan mau kita hidup didalamnya!
    Hal ini berarti sebelum kita lahir pun, Tuhan telah menetapkan suatu visi atas hidup kita.
    Yang kerap menjadi persoalan adalah “Apakah visi yang kita miliki sesuai dengan visi Tuhan atas hidup kita? Ataukah visi tersebut berasal dari diri kita sendiri?”
  3. Mat 4:18-20, ‘Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.’
    Dapat dilihat bahwa ketika Petrus bertemu dengan Yesus dan mendapatkan suatu visi untuk menjadi penjala manusia.
    Yoh 21:1-3 mengatakan ketika Petrus kehilangan visi nya, maka ia kembali lagi kepada kehidupannya yang lama, yaitu sebagai penjala ikan!
    Orang yang tidak memiliki visi / orang yang kehilangan visi / orang yang ‘tidak bisa melihat kedepan’, akan cenderung kembali ke masa lampau!
    Setiap orang percaya yang tidak memiliki visi, akan cenderung kembali ke kehidupan lamanya!


[note: generasi ini bukan generasi yang bermasalah dengan dosa, tapi dengan VISI! Menjalani kehidupan tanpa visi hanya akan membuat kita jatuh bangun dalam dosa, muter-muter di padang gurun, dll]