Minggu, 04 September 2011

You Make My Dreams Come True


Mata Dany terjaga dalam dinginnya malam. Pandangannya tertuju pada langit-langit yang menghimpit raganya. Seakan ia ingin berlari dan meninggalkan segalanya. Jam dinding yang sudah lusuh itu menunjukkan pukul 03.00 pagi. Dany bangun dan segera membasuh wajahnya. Kali ini ia menutup matanya sejenak dan membayangkan ada di sebuah panggung pertunjukan. Bayangan itu tiba-tiba hilang, saat suara yang tidak asing itu menyambar dan menghamburkannya.
“Dan...ngapain aja kamu...ayo cepat bangun..sudah waktunya kita ngumpul dan berangkat.”Teriak kak Sinta yang sedang siap-siap pergi ke suatu tempat yang asing, bersama semua keluarganya
“iya...iya kak.” begegas mengambil tas dan barang-barang yang sudah dikemas ke dalam kardus besar.
“Ok, sudah siap semua? Pastikan semua barang tidak ada yang tertinggal.”Tegas pak Jimmy ayah Sinta dan Dany.
Pak Jimmy adalah dosen yang handal dan selalu berprestasi. Ia tidak pernah gagal dalam mengerjakan setiap pekerjaannya. Proyek apapun yang ditangani pak Jimmy selalu menghasilkan prestasi. Ia orang yang dikagumi oleh mahasiswa dan semua orang yang mengenalnya. Bu Jimmy sendiri adalah perempuan yang aktif berorganisasi. Ia wanita yang cerdas dan selalu tampil di dalam acara-acara amal.
“Harusnya kita nggak perlu pindah kayak gini ma. Sinta capek, musti menyesuaikan diri di tempat yang baru.”keluh Sinta
“Ya, sabar aja ya, segalanya harus disyukuri”
“Coba aja kejadian itu tidak ada ”
“Maaf kak”Tiba-tiba Dany muncul dan mengagetkan Sinta dan mamanya.
Kejadian yang memang tidak pernah dibayangkan oleh keluarga ini. Pak Jimmy harus dipindahkan karena sebuah kasus yang mencoreng nama baiknya. Saat Dany duduk di bangku kelas 2 SMA, ia mengalami suatu kejadian yang mengubah hidup seluruh keluarganya.
Hari itu semua anak harus pulang lebih awal karena semua guru akan menghadiri rapat yang diselenggarakan oleh dinas kota. Semua anak di sekolah Dany memiliki rencana masing-masing. Dany dan kelima temannya berencana ke rumah Anton. Kebetulan Anton berulangtahun dan pamannya dari Jakarta datang. Rumah Anton telah dipenuhi dengan semua hal yang memanjakan sekaligus menghancurkan. Paman Anton rupanya seorang pemasok pil dan ganja yang terlarang. Tanpa ragu Anton dan semua orang di rumah itu menikmati tayangan yang seharusnya tidak mereka saksikan. Dany awalnya menolak, namun bujuk dan rayu yang mengoda itu telah melunturkan imannya. Ia masuk dalam 'surga' orang-orang yang merusak raga. Aneka minuman yang membuatnya melayangpun ia cicipi tanpa menghiraukan segala didikan yang ia terima dari orang tua dan guru.
“Sinta, kemana ya adikmu? Jam segini belum pulang. Coba kamu telepon teman-temannya. Ini sudah jam 9 malam. Nanti keburu papa pulang.Ayo Sin!”kecemasan seorang ibu yang kehilangan anak laki-laki satu-satunya
“Ah, nyusahin aja tu anak, paling maen PS ma. Ntar, aku coba telepon”
“Ya udah ayo ditelepon”
“Semua HP teman-temannya nggak aktif, coba aku tanya teman-teman ceweknya.”
Sinta dan mamanya tampak cemas dan gelisah. HP Danny dan semua teman prianya tidak bisa dihubungi. Terdengar suara mobil pak Jimmy memecah keheningan.
“Ma..mama..”panggil pak Jimmy.
“Ya pa, sebentar..aduh bagaimana ini Sin?Papamu dah terlanjur pulang.”kecemasan bu Jimmy semakin memuncak, wajahnya pucat dan tubuhnya gemetar. Ia seakan merasa peristiwa 2 tahun sebelumnya akan terjadi, saat Dany terlambat pulang, Dany dihajar dan tidak boleh bermain.
“Mama sedang apa di dalam? Papa mau minta tolong, untuk membawakan berkas-berkas di mobil. Mama kenapa?”Tanya pak Jimmy mulai curiga.
“Eh...nggak ada apa-apa pa, tadi mama masih di kamar mandi. Mama akan ambil berkasnya. Sin buatkan papa teh hangat!”
Pak Jimmy belum menanyakan keberadaan Dany. Bu Jimmy dan Sinta semakin cemas, karena saat pak Jimmy mandi terdengar suara sepeda montor dan ternyata itu adalah motor Ricky. Teman Dany yang membantu memapah Dany, karena hari itu Dany mabuk berat.
“Tante maaf, tadi kami ngumpul di rumah Anton dan Dany mabuk tante.Saya langsung pulang ya tante, sudah malam”Ricky bergegas pergi karena ia takut.
Bu Jimmy dan Sinta memapah Dany ke kamar, dan ternyata pak Jimmy sudah selesai mandi. Wajah pak Jimmy berubah saat melihat istri dan anak perempuannya memapah Dany. Matanya menatap mereka dengan tajam dan tangannya mengepal seakan ingin melemparkan tinju ke wajah Dany.
“Dany...Apa-apaan ini. Kenapa dia ma? Heh jawab!” teriak papa sambil menarik tangan mama, hingga tubuh Dany terjatuh karena Sinta tidak kuat menahan tubuh adiknya.
“Aku juga tidak tahu pa, dari tadi mama sudah coba telepon dia, tapi tidak berhasil, sekarang dia malah jadi seperti ini pa.”
“Heh..anak bodoh..bangun kamu, dasar kamu anak tidak tau diri..bangun kamu” teriak pak Jimmy sambil menghujani tubuh Dany dengan pukulan dan tendangan.
Tubuh Dany terkulai lemah dan ia tidak memiliki daya untuk melawan setiap perbuatan ayahnya. Bu Jimmy dan Sinta hanya menangis dan terus berusaha membantu Dany bangun dan membersihkan luka Dany. Malam itu adalah puncak kehancuran sebuah keluarga yang selama ini dianggap keluarga terpandang. Dany terlelap dalam kondisi tubuh yang memar-memar akibat hajaran dari sang ayah, seorang yang selalu dihormati karena prestasi dan kehebatannya dalam membuat program pendidikan. Pak Jimmy terdiam dan mengunci kamar.
Pesta besar yang dibuat Anton mengundang para penegak hukum bertindak. Polisi rupanya mencium gelagat dari pengedar narkoba yang selama ini menjadi incaran mereka. Paman Anton dan Anton ditangkap, Dany pun juga dicari polisi untuk dimintai keterangan. Penangkapan Dany berimbas pada karir sang ayah. Pak Jimmy di panggil kepala kampus tempat ia mengajar. Setelah mengalami proses diskusi dengan beberapa pimpinan kampus, akhirnya diputuskan pak Jimmy harus pindah tugas saat ajaran baru.
“Sudahlah semua sudah terjadi, ayo Sinta dan Dany kita brangkat, papa kalian sudah menunggu di mobil, nanti kalau kita berlama-lama di sini ia bisa marah.”Bu Jimmy mengajak kedua anaknya untuk bergegas masuk mobil.
Dany tertunduk dan memperhatikan sekelilingnya. Tubuhnya masih belum sempurna kejadian beberapa bulan yang lalu meninggalkan bekas yang besar dalam hidupnya. Matanya terpejam dan ia membayangkan dirinya ada di sebuah panggung lagi. Dany sebenarnya anak yang cerdas dan selalu mendapat juara di sekolahnya. Tuntutan papa dan mamanya selalu bisa ia turuti. Dari SD sampai SMA ia selalu juara dan tidak pernah melanggar peraturan. Ia tidak menduga dalam sekejap segalanya musnah dan lenyap. Anton dan teman-temannya yang lain adalah orang-orang yang selalu baik, namun mereka justru membawa Dany ke jalan yang kelam.
Keluarga pak Jimmy sampai di sebuah kota yang tidak terlalu besar dan terkenal. Sinta harus kuliah di tempat yang tidak diimpikan, dan Dany masuk di SMA yang sama sekali tidak bergengsi. Dany terjebak di kasus yang sama, namun kali ini ia sudah dapat menutupi gelagatnya. Ia tetap mabuk dan membeli pil 'penghancur' itu. Ia bahkan mencoba 'teman-teman pil mematikan'.
Obat-obatan terlarang itu memusnahkan kecerdasan Dany. Ia menjadi anak yang sering termenung. Wajahnya kusam dan tidak segar lagi. Ia bahkan semakin nekad. Uang tabungannya ia pakai juga untuk membayar perempuan 'penjual' kenikmatan tubuh. Ia semakin brutal dan tidak terkendali. Bu Jimmy semakin tertekan dengan kondisi yang ada, sedang pak Jimmy semakin cuek, seolah ia telah lepas tanggung jawab.
“Mimpi-mimpi papa sudah hancur ma. Sekarang terserah Tuhan saja, mau dibawa kemana Dany. Papa sangat berharap dia bisa jadi anak yang berguna dan bisa dibanggakan, tapi kenyataannya. ah..sudahlah”Luapan kekecewaan pak Jimmy di depan istrinya.
“Kondisi Dany semakin parah, ia harus segera di tolong pa.”
“Terserah mama saja lah, papa pusing. Terserah mama mau bawa dia kemana. Papa dah kehabisan cara mendidik anak itu.”
“Oke, brarti apapun keputusan mama, papa setuju?”
“Terserah kamu saja” sambil meninggalkan bu Jimmy yang masih terhisak menangis.
Bu Jimmy mendatangi seorang teman yang sudah lama tidak ia kunjungi. Temannya memberi saran agar Dany di rawat di rehabilitasi hingga ia benar-benar pulih. Dany dirawat selama 1 tahun dan ia mengalami perubahan secara fisik, tapi jiwanya masih kosong. Kehampaan itu masih menjadi sahabat dalam hidupnya.
“Hei..kamu yang bernama Dany ya?” Sapa seorang laki-laki yang rupawan dan lembut.
“Benar, bapak siapa?”Tanya Dany dengan wajah penasaran
“Saya pak Jhoni, saya adalah salah satu teman mamamu di organisasi kemanusiaan”
“Ada apa pak?”
“Saya ini seorang pemain musik dan saya sering mengisi acara-acara ibadah maupun umum, saya dengar dari mamamu kamu ini bisa main piano dan saxophone juga ya?”
“Bisa sich pak, tapi itu dulu, skarang males. Kata papa itu semua tidak bisa membuat kita kaya.”
“Ha..ha..bisa saja kamu. Saya ini selain pemusik saya juga seorang penjual alat-alat musik. Tidak hanya itu, saya juga pengajar les musik privat, dan hal-hal itulah yang bisa menghidupi anak dan istri saya. Sampai anak sulung saya kuliah kedokteran sekarang.”
“Yah...itukan bapak bukan saya. Saya orang kacau dan tidak berguna pak, papa aja mpe benci banget, saya itu kayak kain gombal yang pantas untuk diinjak orang”
“Memang kita semua ini sampah dan tidak layak untuk menyombongan diri.”
“Ya gitu lah pak. Emang bapak datang ke sini ada apa?”
“Oh iya, saya butuh bantuanmu. Saya butuh asisten untuk mengajari anak-anak didik saya main piano dan saxophone.”
“Pak, saya ini orang bejat dan kacau, bapak salah alamat pak. Heheheh. Aneh-aneh saja bapak ini.”
“Dan, saya tau kamu sejak kecil, kamu punya bakat yang besar. Kamu mampu menjadi bintang.”
“Ha..ha..ha...Bintang apa? Bintang kecil atau bintang kejora?Aneh-aneh saja”
“Percaya pada saya, Tuhan itu menciptakan setiap manusia untuk tujuan mulia, bagaimanapun bentuk dan rupa orang itu.”
“Ha..ha...Bapak ini pendeta atau pengkotbah ya?
“Beri saya kesempatan Dany, kamu mau ikut saya !”
“Oke, saya mau, tapi hanya 1 minggu, dan setelah itu terserah saya”
Pak Jhoni mengajak Dany tinggal di rumahnya, pak Jhoni memiliki tiga orang anak laki-laki yang sudah berhasil dan semuanya adalah anak-anak yang taat pada orang tua dan agama. Dany merasakan kasih yang berbeda. Di dalam kesederhanaan pak Jhoni ia menemukan kebaikan dan Tuhan. Ia mulai mau membuka diri dan cerita tentang impiannya untuk menjadi seorang musisi. Impian yang sering tidak diindahkan papanya. Impian yang sering membuat ia putus asa karena tidak mudah merengkuhnya. Pak Jhoni memberikan saxophone barunya, hadiah dari orang tua murid les yang menang lomba piano tingkat kota.
“Mr Dany....aku masih binggung ini...” Keluh Richard salah satu siswa Dany yang suka binggung saat dapat lagu baru.
“Ayo, ini kan gampang.Lihat baik-baik ya!”
“wah...Mr Dany hebat, Mr ajari aku lagu yang baru lagi ya!”Sambil memeluk Dany. Richard adalah siswa yang sangat mengagumi permainan piano Dany. Tingkah dan tutur kata Richard membuat Dany tersenyum dan merasa berharga.
“Iya, nanti Mr ajari asal kamu sudah lancar memainkan lagu ini.Ok”Sambil memberikan belaian di kepala Richard.
Dari kejauhan Shery kakak perempuan Richard memperhatikan Dany dan adiknya yang sedang asyik belajar piano. Shery sebenarnya sudah mengagumi Dany dari sejak Dany hadir sebagai guru les piano adiknya.
Waktu berlalu Shery pun semakin akrab dengan Dany. Mereka sering berlatih piano dan kadang Dany memainkan saxophonenya di hadapan orang tua Richard dan Shery. Ayah Richard bahagia dengan kehadiran Dany. Pak Christian menawari Dany untuk sekolah musik di Jakarta, dan Dany pun bersedia. Dany memiliki bakat besar di musik. Segalanya berjalan indah Dany dapat menyelesaikan sekolah musiknya dalam waktu yang cepat. Pengaruh obat-obatan terlarang memang belum bisa hilang 100 % tapi jiwa Dany lebih tenang.
Ia kembali ke Manado dan bertemu dengan keluarga Shery untuk melamar Shery. Keyakinannya kuat karena Shery dan keluarganya yang telah membuat ia dapat diterima dunia ini. Sebelum ia melamar ia pulang ke rumah pak Jimmy ayahnya. Kondisi ayahnya memprihatinkan, ia terkulai dan sudah tidak bekerja. Bu Jimmy hanya bisa merawat suaminya, sedang Sinta pindah ke Surabaya bersama suaminya. Segalanya berubah dan tidak terduga. Dany meminta ayah ibunya dan juga pak Jhoni untuk melamar Shery. Shery putri pengusaha kaya yang cantik dan cerdas.
“Papa dan mama, terima kasih untuk setiap pengorbanan yang papa dan mama berikan pada Dany sejak kecil. Pak Jhoni, Dany juga mau berterima kasih karena bapak sudah mengasihi saya dan membuat saya berharga. Sekarang saya sudah menemukan dunia dan cinta saya. Maafkan Dany pa, kalau Dany tidak bisa jadi insinyur atau dosen seperti papa.” Sambil memegang tangan pak Jimmy yang masih terbaring di ranjang
“Ya, papa juga minta maaf, karena dulu papa benci sama keputusanmu.”berusaha bangkit dan memeluk Dany.
“Saya siap mewakili ayahmu yang sedang sakit untuk melamar Shery.”Sambil menepuk pundak Dany
“Terima kasih pak Jhony”.Dany mencium tangan pak Jhony
Dany berjalan mantap memasuki panggung pertunjukan musik besar di salah satu hotel. Dany akan tampil di show tunggal piano klasik dan saxophone.Ia memejamkan mata sejenak dan berkata dalam hatinya “Thanks God, You be my dream come true”
Kehidupan kadang tidak bisa kita tebak. Kadang apa yang kita 'singkirkan' dan tidak kita anggap kadang itu dapat berguna dan bahkan menjadi sesuatu yang berharga. Mimpi. Bermimpilah dalam rangkaian peristiwa di kehidupan ini, kejarlah mimpi itu hingga nyata menjadi 'daging' dan semua bisa mengecap manisnya mimpi-mimpimu.